Puisi: "Dulu"


Senja merayu menyibak merah
Namun nyatanya tak ada darah
Hening purnama berserabut haru
Namun tak pernah berkaca waktu

Tiupan munafik penjilat mata

Terjebak lama berkacak sahaya
Menyilau mesra hancurkan rasa
Itulah kau!

Alun kejimu hendak terbongkar

Persembunyian malam berkerudung cadar
Berundur sakti menjelma hilang
Hempas bawa rasa memudar

Hambakanlah rasa melayang pergi

Melambai pahit menoreh mati
Tak hinanya rindu bersemai lalu
Mengemis pilu merantau lalu

Musnahlah kau!

Ku tengok malam menghabisimu
Termakanlah kau!
Dengam ucapan sarat munafikmu

Sedialah air menahan diri

Memadat keras di ujung mata
Tak khayal pengusapnya telah mati
Dengan tameng keji pelindung diri

Ingatlah aku

Ingatlah aku engkau yang hilang
Biar tenang malam menyanyikanmu senandung usang,
Yang enggan kau dengarkan

Senandungku untukmu,

Dulu

Bojonegoro, Agustus 2015
Penulis: Mona Widya Anggraini

Komentar