Random Thoughts: "Anak Adalah Tanggung Jawab"


Jadi sadar, kenapa hampir tidak pernah bisa mengambil keputusan dalam setiap keadaan? Karena sudah terbiasa melihat sesuatu yang kita tidak punya kekuatan untuk turut andil di dalamnya.

Kelebihannya: jadi tidak ingin menyalahkan siapa-siapa.

[1] Seseorang yang meng-expose kehidupannya secara berlebihan di sosial media, tidak bisa disalahkan. Mungkin, yang dia ceritakan hanya 1% dari total permasalahannya. Sementara pikirannya cuma mampu menampung 99% sisanya, total masalahnya penuh 100%. Tentu, kita yang terbiasa dengan kadar permasalahan 5%, tidak nyaman melihatnya.

[2] Pencuri. Beruntungnya kita yang tahu bahwa mencuri dapat merugikan orang lain. Bagaimana dengan anak yang terlahir dari orang tua pencuri dan sudah terbiasa dengan kejadian saling curi? Hingga mereka mencapai fase tidak merasa dirugikan ketika barangnya dicuri, karena masih bisa mencuri lagi.

Bayi tak bisa memilih dilahirkan oleh siapa. Maka, terima kasih telah berjuang dan berhasil keluar dari definisi baik yg salah.

Anak adalah tanggung jawab. 20 tahun hidup dan baru mulai bisa mencerna maknanya.

Menikah (hanya) karena cinta, adalah ego dan nafsu belaka. Sering sekali membaca: Dua hal yang tidak akan pernah sembuh dari laki-laki adalah abusive dan main wanita. Ini bukan generalisasi, subjek laki-laki jelas tertuju pada orang-orang yang ditulis si empunya cerita.

Jika seseorang memaksa menikah dan rela tersakiti demi cintanya, bagaimana nasib anak-anaknya yang bahkan lahir tanpa membawa cinta pada orang tuanya? Mentalnya dikorbankan. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk pergi dan merantau mencari definisi baik yang benar.

Terima kasih sudah membaca. Semoga, kita dibersamakan dengan orang baik dan saling mengerti. Diberikan masa depan bahagia dan mampu memberikannya pada keturunan kita.

Komentar